Pengertian dan Patogenesis Jerawat

Pengertian Dan Patogenesis Jerawat
Source: bing.com

Jerawat adalah masalah kulit yang paling umum di dunia. Ini terjadi ketika follikel rambut di kulit tersumbat dengan minyak, dan pori-pori tersumbat oleh sel kulit mati. Biasanya, jerawat dapat dijumpai di wajah, leher, punggung, dan bahkan dada. Meskipun jerawat terutama ditemukan pada orang-orang yang berusia 12 hingga 25 tahun, orang usia berapapun dapat mengalaminya.

Patogenesis jerawat adalah proses yang menyebabkan jerawat timbul. Meskipun ada beberapa faktor yang mempengaruhi patogenesis jerawat, proses dasar sama untuk semua orang. Faktor-faktor ini termasuk hormon, bakteri, obat-obatan, dan faktor lingkungan.

Hormon

Hormon merupakan faktor utama dalam patogenesis jerawat. Hormon seperti testosteron, estrogen, dan androgen dapat memicu pertumbuhan sel-sel kulit dan produksi minyak. Hal ini menyebabkan pori-pori kulit tersumbat oleh sel kulit mati dan minyak, menyebabkan jerawat.

Hormon juga dapat meningkatkan sensitivitas kulit terhadap bakteri. Hal ini membuat jerawat lebih mudah menjadi infeksi dan memperparah masalah. Hormon dapat meningkatkan inflamasi, menyebabkan lebih banyak kerusakan kulit dan luka jerawat.

Bakteri

Bakteri Propionibacterium acnes (P. acnes) merupakan bakteri yang paling umum dijumpai pada jerawat. Bakteri ini tumbuh di minyak yang terkumpul di pori-pori kulit dan menghasilkan zat beracun yang menyebabkan inflamasi. Jika jumlah bakteri meningkat, maka inflamasi juga akan meningkat sehingga jerawat menjadi lebih parah.

Ketika bakteri berkembang biak, mereka dapat menyebabkan infeksi. Infeksi ini dapat menyebabkan bintik-bintik merah dan bengkak di wajah. Infeksi ini juga dapat menyebabkan jerawat menjadi lebih sulit untuk disembuhkan.

Obat-obatan

Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan jerawat. Obat-obatan tertentu yang menyebabkan hiperprolaktinemia, yaitu kondisi dimana tingkat hormon prolaktin dalam tubuh melebihi normal, dapat menyebabkan jerawat. Beberapa jenis obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, antidepresan, dan pil kontrasepsi juga dapat meningkatkan risiko jerawat.

BACA JUGA:  Beda Bruntusan dan Jerawat

Beberapa obat-obatan juga dapat menyebabkan iritasi kulit. Ini dapat memperburuk masalah jerawat dan membuatnya lebih sulit untuk disembuhkan. Beberapa obat-obatan juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang dapat membuat orang lebih rentan terhadap infeksi bakteri.

Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi patogenesis jerawat. Kondisi cuaca yang panas dan lembab dapat memicu produksi minyak dan menyebabkan pori-pori tersumbat. Polusi udara juga dapat membuat jerawat lebih parah. Produk perawatan kulit yang mengandung bahan kimia berbahaya juga dapat menyebabkan iritasi kulit dan memperburuk masalah jerawat.

Makanan yang tinggi lemak, gula, dan karbohidrat juga dapat memperburuk masalah jerawat. Makanan yang berlemak tinggi dapat meningkatkan produksi minyak, menyebabkan jerawat. Gula dan karbohidrat juga dapat meningkatkan produksi hormon, menyebabkan jerawat lebih parah.

Stress

Stress juga dapat mempengaruhi patogenesis jerawat. Ketika seseorang stress, tubuh mereka melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Hormon ini akan meningkatkan produksi minyak dan menyebabkan pori-pori tersumbat. Hormon stres juga akan meningkatkan sensitivitas kulit terhadap bakteri, membuat jerawat lebih mudah menjadi infeksi.

Kesimpulan

Patogenesis jerawat adalah proses yang menyebabkan jerawat. Faktor-faktor yang mempengaruhi patogenesis jerawat termasuk hormon, bakteri, obat-obatan, faktor lingkungan, dan stres. Untuk mencegah masalah jerawat semakin parah, penting untuk mengontrol faktor-faktor ini dan menjaga kulit tetap sehat.

VideoPengertian dan Patogenesis Jerawat